TUBAN, INews.id - Pasca kejadian yang menewaskan seorang ibu dan anaknya. Marsih 66 tahun dan Mariyanto 45 tahun warga Desa Dermawuharjo, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban pada Selasa 22 Maret 2022 kemarin. Diduga, keracunan kandungan zat berbahaya belerang saat melakukan ritual di petilasan Empu Supo. Yang konon merupakan ahli pembuat keris yang juga dianggap sebagai tokoh yang membabat alas lokasi cikal bakal Desa setempat.
Saat ditemui dikediamannya, Kepala Desa Dermawuharjo, Kecamatan Grabagan, Junarso mengatakan, Petilasan Empu Supo oleh warga desanya memang disakralkan. Dan Menjadi jujugan ritual berbagai tujuan sejak dulu dan berlangsung turun temurun dari nenek moyang warga setempat. .
Kapolsek Grabagan, Polres Tuban, IPTU Darwanto saat menjelaskan alasan penutupan.
"Sangat banyak sekali (warga) yang masih melakukan ritual di situ. Tujuannya pun beda-beda," ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (24/3/2022).
Lebih lanjut pihaknya menjelaskan, memang diakui pada beberapa waktu lalu sebelum kejadian dua orang meninggal memang sering dijumpai ada hewan diantaranya adalah Anjing, Kucing dan Ayam. Bahkan, ada juga burung yang terbang diatas petilasan itu jatuh lalu mati. Kemungkinan akibat keracunan belerang.
"Dulu sering ada binatang yang mati di area petilasan. Mungkin juga akibat keracunan belerang. Bahkan sering ada burung kalau terbang lewat di atas petilasan jatuh lalu mati," bebernya.
Sementara itu, Kapolsek Grabagan, Polres Tuban, IPTU Darwanto menjelaskan, hasil olah TKP dan pemeriksaan terhadap jenazah kedua korban. Diduga meninggal setelah keracunan kandungan zat berbahaya belerang saat melakukan ritual.
"Dugaan sementara kedua korban ini meninggal karena keracunan belerang yang mengandung zat berbahaya H2 S," ujarnya.
Lalu Darwanto menambahkan, untuk sementara waktu, agar jumlah korban tidak bertambah. Pihak kepolisian dan Desa melarang warga yang akan ritual, terutama waktu pagi hari. Karena racun H2 S belum melebur ke udara akibat tidak ada sinar matahari.
"Untuk menghindari kejadian yang serupa. Sementara lokasi ini ditutup sambil menunggu keputusan dari instansi terkait guna menangani hal seperti ini," pungkasnya
Editor : Prayudianto