get app
inews
Aa Text
Read Next : Festival Grebeg Tape, Ribuan Warga Tuban Rayakan Tradisi Kearifan Lokal

Pakdhe Yanto Munyuk, Seniman Multi Talenta Membawa Seni Tradisional hingga ke Eropa

Senin, 30 Juni 2025 | 16:12 WIB
header img
Pak Dhe Yanto Munyuk saat pentas ludruk bersama Sanggar Abdi Dalem binaannya

BOJONEGORO, iNewsTuban.id - Nama Yanto Munyuk sudah cukup melegenda di jagad seni budaya tradisional. Puluhan tahun berkiprah menjelajah  berbagai jenis seni tradisi, pria bernama asli Suyanto,S.Pd ini kenyang dan matang pengalaman pentas dari panggung kepanggung pertunjukan. Tidak hanya di kota-kota besar Nusantara namun juga merambah daratan  Eropa

“Tergugah untuk turut melestarikan seni budaya warisan leluhur. Kebetulan dengan sedikit kebisaan yang saya miliki bisa ditularkan kepada para generasi muda,” ucap Pak Dhe Yanto merendah.

 


Pak Dhe Yanto saat pentas ludruk

Di Sanggar Abdi Dalem binaannya  yang mengajarkan kesenian tradisional kepada pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum  Sudah tak terhitung karya seni pertunjukan hasil garapan pria yang akrab dipanggil Pak Dhe Yanto Munyuk ini untuk dipentas lokal hingga internasional. 

Diantaranya ditahun 2002, pentas di Langkawi Internasional Festival of Art (LIFA). Di festival  yang diikuti 37 negara itu Pak Dhe Yantyo merupakan penulis naskah dan sutradara juga merangkap menjadi paraga Bathik Madrim. 

Pada  2022 mengikuti Festival Ludruk Jawa Timur membawakan lakon Maling Cluring Pak Dhe Yanto menjadi piñata kostum dan tata rias terbaik. Tahun 2023 mengikuti lawakan online di taman Budaya.    

Selain itu juga pentas ludruk dengan judul ‘Pendekar Lor Kali’ (Sarip Tambakyoso)  yang membanggakan, ditahun 2024 Pak Dhe Yanto terpilih menjadi duta seni Indonesia tampil di Bosnia  bergabung dengan senimal se-Indonesia. 

Dirinya dipercaya sebagai penasehat dan dan piñata kolaborasi. Pada kegiatan Festival Geopark yang digelar di wisata Kayangan Api Bojonegoro, Sabtu ( 28/6). 

Pak Dhe Yanto juga pentas bersama Sanggar Seni Tradisi Abdi Dalem yang diketuainya, membawakan lakon Sumilaking Mendhung Majapahit. Dalam pagelaran itu Pak Dhe Yanto selaku penulis naskah, sutradara dan turut bermain menjadi Ki Rembi.   

 


Para siswa belajar gamelan disanggar Abdi Dalem binaan Pak Dhe Yanto

 

Sudah cukup banyak sajian ketoprak dan luduruk untuk pentas diberbagai even lokal dan Jawa Timur hasil sentuhan tangan dingin pria yang tinggal di . Dusun Mindi,Desa Sugihwaras, Rt 25 RW 3, Kecamatan Sugihwaras, Kab.Bojonegoro. 

Dari kecintaan  dan totalitas kepada seni tradisi Pak Dhe Yanto juga mendapat banyak penghargaan tingkat kabupaten hingga nasional. 

Kecintaaan kepada seni dan budaya yang mengalir deres ditubuhnya, tidak lepas dari menetesnya darah seni dari kedua orang tuwanya yang seniman. 

Bapaknya Pak Hardjo Ridjo merupakan penabuh gong ternama dijamannya. Begitu pula ibunya Bu Sumbul yang juga seniwati kenamaan. 

“Dulu waktu kecil saya selalu diajak bapak setiap kali tanggapan. Dasi situ  kecintaan kepada seni tradisi terus tumbuh berurat akar dalam lubuk hati terdalam,” ucap pria ramah dan nyedulur ini. 

 


Pak Dhe Yanto Munyuk (foto :Totok Martono)

 

Kemampuannya dalam penguasaan kesenian tradisional tidak hanya digembleng oleh orang tua namung lebih terasah ketika dirinya turut gabung di berbagai grub karawitan. 

Uniknya, saat ikut pentas, Pak Dhe Yanto tidak pernah mau menerima honor yang diberikan. Dirinya merasa masih hijau dan masih butuh banyak menimba pengalaman dan kemampuan. 

Pak Dhe Yanto dimasa muda tercatat turut bergabung di grub Ketoprak Satrio Budaya. selain itu saat masih berkuliah di STKW juga banyak terlibat dalam kegiatan pagelaran seni. 

Diantaranya menggarap  naskah wayang dalang kulit, upacara adat  dan  kegiatan seni budaya lainnya

Julukan Yanto Munyuk pun diperoleh karena suksesnya membawakan paraga Anoman saat pentas dikegiatan seni kampus. 

“Untuk menjiwai tokoh anoman Saya melakukan survey dan pengamatan panjang tentang perilaku monyet dikebun binatang Surabaya. Karena sukses membawakan sosok Anoman kemudian saya lebih familiar dipanggil Yanto Munyuk,” ujarnya sambil terkekeh. 

 


Pak Dhe Yanto saat di Eropa bersama Mempora

 

Karena Kepiawaiannya sebagai Anoman itu dirinya kerapkali diundang menjadi cucuk lampah saat peringatan Hari Jadi Bojonegoro dan moment-moment istimewa lainnya. Kecintaannya pada tokoh anoman diejahwentahkan dalam gambar anoman yang terpajang mencolok di Sanggar Abdi dalem yang juga kediamannya.

Editor : Prayudianto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut