BOJONEGORO, INews.id - Industri berbahan dasar kayu semakin lama semakin berkurang. Disamping karena bahannya yang mahal juga adanya industri yang berbahan dasar baja ringan. Pelaku home industri berbahan dasar kayu harus memutar otak untuk menemukan formula baru guna menggeliatkan usahanya.
Seperti yang dilakukan oleh M. Yasin Warga Desa Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro. Sebagai pengusaha muda yang bergerak dalam kerajinan kayu jati dengan hasil produksi, meja, kursi, almari, kusen dan lain dirinya kerap kali di pusingkan dengan beberapa kasuistik tertentu. Mulai dengan bahan yang semakin mahal dan berkurang juga harga yang komtitif dengan industri yang berbahan dasar baja ringan.
Yasin saat sedang menyelesaikan lemari pesanan
Ditemui ditempatnya usaha, M. Yasin tampak sangat sibuk dengan beberapa kerajinan yang dikerjakannya. Sesekali menjawab pertanyaan dari karyawannya yang membutuhkan arahan untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah dipesan customer padanya.
“Beginilah Mas keadaannya, kotor dan repot semua,” kata Mas Yasin panggilan akrabnya.
Saat ditemui iNews.id, dirinya mengajak ngobrol sembari menyelesaikan almari pesanan dari pelanggan.
“Gak seperti dulu Mas jaman semua masih gampang dan pesaing dari baja ringan belum ada,” kata mas Yasin yang juga alumni MTs Negeri Bojonegoro 1 itu.
Mas Yasin menceritakan, untuk menyiaati semakin berkurang dan mahalnya kayu jati, dirinya memutar otak dengan menghasilkan bahan dasar kayu jati yang sudah layak disebut limbah.
Limbah kayu yang biasanya dibuang itu kini disortir ulang olehnya kemudian ditata kembali. Limbah yang sudah di tata tersebut bisa menjadi meja dan beberapa perabot lain yang bernilai ekonomis.
“Ini Mase, ini awalnya kalau dulu dibuang. Kini yo sayang bisa direka ulang jadi meja dan lain lain,” tutup Mas Yasin dengan senyum ramahnya.
Editor : Prayudianto