Seruan tersebut bukan tanpa alasan jika melihat 43.104.464 pemilih terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT), dari total 77.987.879 penduduk Indonesia. Dengan jumlah pemilih tersebut, kerawanan akan polarisasi bangsa ditakutkan muncul akibat kepentingan Partai Politik yang saat itu sangat dominan.
Bahkan 5 hari sebelum Pemilu pertama dilaksanakan, tepatnya 24 September 1955, Bung Karno berpidato dihadapan Kongres Rakyat Jawa Timur. Adapun beberapa pesan dalam pidato tersebut adalah tekad Bung Karno yang menginginkan bahwa Indonesia harus tetap berdasarkan Pancasila.
Selain itu, Bung Karno juga menekankan bahwa Indonesia bukan milih sesuatu golongan. Indonesia adalah milik seluruh Bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke, sehingga beliau juga mendorong persatuan nasional meski pada kenyataannya Indonesia terdari berbagai suku, adat istiadat, ras, dan agama.
Pemilu 1955 merupakan ajang pembuktian bagi Indonesia sebagai negara demokratis. Adalah kebanggaan tersendiri atas pembuktian Indonesia di mata internasional dalam hal kematangan sebagai sebuah bangsa yang saat itu baru 10 tahun berdiri.
Tingginya angka partisipasi masyarakat yang mencapai 87,65% dari total 37.785.299 pemilih hadir berpartisipasi pada Pemilihan anggota DPR RI dan 37.837.105 pemilih hadir berpartisipasi pada Pemilihan Anggota Konstituante, menjadi keberhasilan penyelenggaraan pemilu di Era Bung Karno.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait