Peserta jamasan rata-rata merupakan pecinta benda-benda pusaka, serta kolektor benda bersejarah. Selain gratis, hasil penyucian pusaka sangat bagus dan bersih.
“ikut nyuci keris disini, dua keris saya yang dicuci disini, disini gratis, hasilnya juga lebih bagus, sering ikut disini setiap tahun ikut terus,” ujar Doto, salah satu warga yang mencuci keris.
Jamasan massal ini digelar setiap tahun, tepatnya pada bulan suro kalender penanggalan Jawa. Selain untuk mempertahankan tradisi warisan leluhur, keberadaan jamasan massal juga diharapkan bisa menjadi pertunjukan budaya, yang mampu menyedot wisatawan.
Jamasan di Tuban. : Foto : Pipit Wibawanto
“setiap setahun sekali diadakan mencuci pusaka pusaka yang ada di rumah, disimpan biar tidak rusak dan berkarat, ini sebagian milik anggota Megalamat juga milik warga, termasuk milik warga dari gresik,” kata Yusuf, ketua pelaksana kegiatan.
Jamasan benda pusaka merupakan tradisi masyarakat Jawa, yang dilakukan setiap bulan suro. Namun banyak pecinta benda pusaka melakukan jamasan setiap bulan. Hal itu dilakukan agar benda pusaka yang dimiliki selalu bersih dan terjaga.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait