Para rampok dan maling asal Eropa itu juga menukar Manhattan, New York dengan Pulau Run, demi melanggengkan monopolinya atas pala (nutmeg) di Nusantara.
Adapun kemudian operasional VOC di Batavia, Hindia-Belanda, akhirnya digerogoti oleh praktik korupsi. Jual beli jabatan biasa dilakukan dengan cara-cara yang kotor. Sogokan wajib diberikan jika seseorang ingin menjadi pegawai atau mendapat jabatan penting.
Maklum, VOC ini merupakan sarang rampok dan maling sehingga cara-cara yang digunakan untuk mendapatkan kekayaan pun menghalalkan segala cara, selain memeras, merampok dan menggarong juga menyogok dan menyuap.
Ketika perusahaan ini masih eksis, orang-orang saling berlomba untuk bisa menduduki kursi jabatan di VOC dengan tujuan jelas, yakni demi bisa mengeruk kekayaan sebesar-besarnya. Alhasil korupsi di perusahaan multinasional dan semakin lama semakin sulit dikontrol.
Gaji yang rendah pertama itu kemudian tumbuh berkembang di VOC ditengarai sebagai faktor yang mendorong para pegawainya melakukan praktik nakal dan korup hingga akhirnya merugikan kinerja perusahaan.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait