Komitmen ini ditegaskan Wazirul Luthfi, Head of Communication, Relations & CID Pertamina EP area Jawa bagian barat.
“Melalui Purnama Subang, kami tidak hanya hadir sebagai perusahaan energi, tetapi juga sebagai mitra dalam membangun masyarakat. Pelatihan merupakan investasi sosial jangka panjang karena memberikan keterampilan, membuka peluang, dan memperkuat keberdayaan komunitas, terutama keluarga PMI dan purna PMI,” jelasnya.
Ana, salah satu peserta pelatihan yang merupakan purna PMI, merasakan langsung manfaat pelatihan.
“Selama dua hari ini saya belajar hal baru yang belum pernah saya coba sebelumnya. Ternyata bikin makrame itu menyenangkan, dan saya jadi punya ide untuk jualan. Terima kasih untuk Pertamina EP Subang Field,” ucapnya penuh semangat.
Salah satu kerajinan tangan makrame berupa tas tangan, hasil kreasi ibu-ibu purna pekerja migran di Subang.
Dengan bekal keterampilan ini, diharapkan peserta mampu mengembangkan usaha rumahan secara mandiri, bergabung dengan koperasi binaan, atau bahkan memasarkan produknya melalui platform digital dan pameran lokal.
Ketika sinar keemasan matahari sore hadir, tumpukan produk makrame dan manik berupa dompet, tas, gantungan kunci, cincin, gelang dan kalung makin meninggi. Seperti makrame yang dirajut dari simpul-simpul kecil, pelatihan ini menjadi simpul baru harapan bagi para peserta, merangkai keterampilan menjadi kekuatan, dan menggantungkan masa depan pada tali-tali kreativitas.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait