Nikmatus Zahroatin juga menceritakan kondisi Anak Sungai Lusi yang tercemar kotoran sapi. ”Di sini banyak warga yang ternak sapi. Kotorannya dibuang ke Anak Sungai Lusi dan saluran air. Ini membuat air tercemar, menimbulkan bau dan gas metana. Setelah berkoordinasi dengan PT Semen Gresik, BUMDes dan Posyantek, kotoran dan urin sapi yang terkumpul dapat diolah menjadi pupuk kompos dan biourin yang lebih ramah lingkungan,” ujar Nikmatus Zahroatin.
Menurut Nikmatus Zahroatin, pupuk kompos dan biourin yang diolah dari kotoran sapi itu digunakan untuk menyuburkan tanaman warga dan dijual ke daerah lain. Dari sinilah tercetus ide untuk mengintegrasikan kegiatan penanaman di rumah dengan pengelolaan kotoran sapi menjadi pupuk organik, serta bank sampah desa menjadi sebuah program terpadu yaitu Bumi Kartini.
”Terima kasih PT Semen Gresik yang sudah memberikan bantuan dan pendampingan luar biasa dari tahun 2020 sampai sekarang, tidak pernah lepas. Semoga kerja sama ini semakin erat dan kokoh tak tertandingi seperti Semen Gresik, sehingga dapat saling memberikan manfaat,” harap Nikmatus Zahroatin.
Fasilitas pengolahan pupuk kompos Rumah Pupuk Limbah Aji Bumi Kartini milik BUMDes Desa Ngampel, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang mengolah limbah ternak sapi menjadi pupuk organik untuk dimanfaatkan di lahan pertanian milik Bumi Kartini
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, Bumi Kartini merupakan bentuk kepedulian Perusahaan terhadap pemasalahan sosial dan lingkungan di wilayah sekitar area operasional. Dengan penerapan prinsip ekonomi sirkular, SIG memperkuat program pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan kemampuan dan keterampilan pengelolaan lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Saat ini, Bumi Kartini memiliki anggota sebanyak 879 orang perempuan. Sayuran yang dihasilkan rata-rata mencapai 1.405 kilogram (kg) per bulan dari total 9.324 hektare (ha) pekarangan rumah warga, meliputi kembang kol, kubis, terong, markisa, kangkung, wortel, kacang panjang, buncis, pakcoy, selada, sawi, dan pare. Selain dikonsumsi sendiri, hasil panen juga dipasarkan langsung dan dalam bentuk produk turunan seperti selai terong, kripik pare, kripik terong, dan sirup markisa.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait