Mengutip buku Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia, mundurnya pasukan Belanda membuat gerakan Pangeran Diponegoro semakin tak terbendung.
Pada 23 Agustus 1826, Desa Gading berhasil diduduki pasukan Diponegoro untuk memutus jalur komunikasi vital Surakarta–Klaten. Dengan kekuatan sekitar 10.000 prajurit, pasukan tersebut merebut Delanggu, wilayah strategis di perbatasan Klaten dan Surakarta.
Penguasaan Delanggu membuat akses logistik dan pengiriman uang dari Surakarta ke Yogyakarta terputus total. Bahkan, kereta pengangkut uang dan logistik berhasil dirampas oleh pasukan Pangeran Diponegoro.
Insiden tertembaknya Mayor Sollewijn menjadi salah satu momen paling memalukan bagi pasukan Belanda selama Perang Jawa. Dengan taktik gerilya dan strategi pengepungan, Pangeran Diponegoro menunjukkan bahwa kekuatan rakyat mampu mengguncang dominasi militer kolonial.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait