TUBAN, iNewsTuban.id - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-77, puluhan nelayan di Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang, Tuban, menggelar Gulat Pathol, di kawasan Wisata Pantai Kelapa, Panyuran (20/08)
Puluhan nelayan di Kelurahan Panyuran ini mengadakan Gulat Pathol, juga sebagai sarana untuk menampilkan kembali seni khas nelayan Tuban, yang kini hampir punah. Seni Gulat Pathol dalam sejarahnya merupakan seni tradisional adu kekuatan, untuk mengusir para perompak, saat para nelayan sedang mencari ikan di tengah laut.
Suasana arena Gulat Pathol di kawasan Pantai Kelapa ini menjadi meriah dan petarung lebih semangat, karena di iringi kesenian tradisional jedor, yang terdiri dari kendang, ketipung, dan alat perkusi lainnya, iramanya mirip dengan irama musik perpaduan Jawa – Arab.
Gulat Pathol merupakan seni gulat yang telah berumur ratusan tahun dan muncul di lingkungan nelayan di sepanjang Pantai Utara Tuban, saat itu. Awalnya, seni gulat ini merupakan seni beladiri masyarakat nelayan Tuban, untuk menghadapi para perompak di laut.
Senior Manager of Corporate Communication PT Semen Indonesia Group (SIG) Ghopo Tuban, Setiawan Prasetyo membuka acara pembukaan Gulat Pahtol. Foto : Pipit Wibawanto/iNews.id
Gulat ini mengandalkan kekuatan otot paha, lengan dan tekhnik membanting lawan yang lebih besar. Meski mirip dengan gulat biasa, namun Gulat Pathol merupakan seni khas nelayan Tuban. Pasalnya, media yang digunakan sebagai arena adalah dari tanah pasir, tanah yang diambil dari pesisir pantai.
Editor : Prayudianto