“acara sedekah bumi, kalau dulu orang bilang manganan-lah, sekarang sudah dikemas syar’i dikemas islami, jadi sekarang sedekah bumi, untuk kegiatannya yaa se-Desa Mulyoagung itu hampir lima puluh persen atau tujuh puluh persen itu bawa ambeng, bawa ayam panggang, tahlil bersama kemudian bagi bagi sodakoh tadi berupa makanan, tukar menukar makanan,” katanya.
Dalam ritual sedekah bumi yang dulu kerap dinamakan “mangan” itu, setiap warga membawa makanan masing-masing berupa “ambeng” yang berisi ayam panggang dan makanan-makanan khas desa lainnya. Setelah doa bersama, “ambeng” tersebut kemudian ditukar dari warga satu kepada warga lainnya, sebagai bentuk rasa Syukur.
“yaa satu itu kan semacam rutian setiap tahun, jadi rutinan setiap bulan syuro sebelum haul itu acara sedekah bumi disitu doa bersama yaa satu mendoakan Wali Allah Mbah Abdul Jabbar kemudian ahli kubur yang sudah meninggal baik itu dimakamkan disitu maupun dimakamkan yang lain, kan bentuk dari doa bersama tadi dipimpin oleh bapak kyai disana pak Kyai Nurkamal di musholla di pelataran komplek makam,” imbuhnya.
Editor : Prayudianto