“harapannya semoga masyarakat kita lebih mengenal Langen Tayub agar tidak punah, soalnya seiring perkembangan jaman dan seni itu merupakan tradisi agar tidak hilang, kita nguri-nguri kebudayaan dengan cara sedekah bumi yang sudah langka ini,” imbuhnya.
Sementara itu Kepala Desa Ngujuran, Sudi mengatakan, kegiatan sedekah bumi tersebut dilakukan di hari rabu pon bulan Syuro, atau di awal bulan Syuro. Sesuai kebiasaan warga desa setempat, setiap kali digelar acara sedekah bumi, juga selalu menampilkan kesenian tradisional Langen Tayub. Sedekah bumi tersebut digelar untuk mensyukuri nikmat dan berkah rejeki dari Tuhan Yang maha Esa, atas limpahan dan karunianya terhadap kemakmuran warga Desa Ngujuran selama ini.
“acara sedekah bumi suronan, dihari rabu pon syuro, tiap rabu pon bulan syuro, yaa disini kebiasaan tiap sedekah bumi sindhiran atau langen tayub, sebelum-sebelumnya juga sudah begitu, ini sindhirnya dari Bojonegoro dan Jatirogo, ini yang disedekahi punden, namanya punden Bangsri,” kata Sudi saat ditemui seusai pagelaran sindhir di Punden Dusun Bangsri.
Editor : Prayudianto