Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis, 6 Siswa SMK di Tuban Lemas dan Muntah Darah, Orang Tua Syok
“yang dikeluhkan anak jenengan itu apa? ada sesaknya. sesak ya? tadi menu makanan yang dimakan itu apa, bu? katanya nasi goreng. sama timun, sama anggur..sama telur ceplok. oh. habis makan langsung pusing atau butuh waktu lama, bu? enggak tahu. enggak tahu. enggak tahu. anaknya kelas berapa, bu? kelas 10. ini sekarang keadaannya gimana, bu? masih sadar atau? iya, masih. lemas itu? lemas. oh, lemas. muntah juga enggak, bu? iya, ada darahnya. ada darahnya? ada darahnya. iya, ada darah sedikit. tadi. dengan kondisi ini gimana, bu, tanggapannya maksudnya? jenengan harapannya kecewa atau mungkin gimana, bu? iya, ya, mas. kecewa tahu-tahu anaknya dibawa, kula langsung ndredeg. panik, panik. harapannya dapat bergizi, tapi malah kena musibah begini? lah, iya. heeh. kok malah kena musibah. biasanya ndak toh. ndak pernah. setelah ini, bu, jika anaknya sudah sembuh, apakah diperbolehkan makan ini lagi apa enggak boleh? enggak tahu, ya. belum. kalau jenengan sendiri mungkin menyarankan untuk enggak usah. enggak usah. enggak usah. enggak usah, ya, wis. mending mending bawa sendiri,” ungkap Juharti, salah satu orang tua siswa.

Program Makan Bergizi Gratis sendiri merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto yang sudah berjalan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Tuban.
Tujuannya untuk memenuhi gizi siswa sekolah dan meningkatkan kesehatan generasi muda. Namun ironisnya, kejadian ini malah menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua.
Mereka berharap pemerintah, dinas terkait, serta pihak penyedia makanan lebih ketat dalam mengawasi proses pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan.

Editor : Prayudianto