Meskipun sudah padam, petugas gabungan masih melakukan pembasahan, karena khawatir ada kemungkinan potensi muncul titik-titik api baru. Sehingga perlu dijaga dan dipadamkan, kalau dibiarkan bisa menjadi penyebab kebakaran baru.
“Api sudah padam tadi pagi, namun petugas masih di lokasi untuk melakukan pembasahan, dikhawatirkan muncul titik api baru,” ujar Gunadi, Kasatpol PP dan Damkar Tuban.
Untuk menjinakkan si jago merah, sedikitnya dua puluh empat mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Tuban dan perusahaan yang ada dikerahkan ke lokasi kejadian. Petugas Damkar dibantu anggota TNI-Polri dan security, harus berjibaku memadamkan api dari semua sisi lokasi yang terbakar.
Selain melahap padang rumput kering di lahan yang terbakar kurang lebih 155 hektar itu, api juga menghanguskan ribuan batang pohon jati hasil tebangan, saat pembebasan lahan Perhutani waktu itu. Untuk itu pihak kilang minyak GRR Tuban, mengalami kerugian sekitar tujuh puluh lima milyar rupiah.
Hingga saat ini, petugas pemadam kebakaran masih disiagakan untuk melakukan pembasahan dari sisa-sisa bara api yang ada di area kilang minyak tersebut. Hal ini dikhawatirkan akan memicu kembali terjadinya kebakaran lahan.
“kami dan TNI turut membantu petugas untuk memadamkan api di lokasi, kerugian sekitar tujuh puluh lima milyar, karena kayu jati yang terbakar,” ungkap Iptu Rianto, Kapolsek Jenu.
Hingga saat ini, pihak kepolisian belum menerjunkan tim Inafis untuk melakukan investigasi penyebab terjadinya kebakaran. Namun kebakaran sebelumnya, diduga disebabkan oleh putung rokok milik orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait