BSF Gen Toili juga melakukan edukasi pengenalan dan pengolahan limbah organic kepada pelajar dan masyarakat. Ia juga terus menggerakkan peran wanita dalam mencari penghasilan tambahan dari pekarangan rumah.
Menariknya, BSF Gen Toili sudah teritegrasi dengan usaha turunan pertanian dan peternakan, seperti peternakan ayam kampong, peternakan burung puyuh, budidaya ikan nila dan lele, budidaya lobster air tawar, hortikultura dan palawija.
“saat ini prosuksi telur BSF di farm kami sekitar 300 gram/ hari, yang berarti membutuhkan sampah sekitar 1 ton/ hari untuk pembesaran maggot BSF, yang kemudian akan menghasilkan biomasa berkisar 400-500 kilogram maggot perhari,” imbuh putra pasangan transmigran asal Bojonegoro dan Ciamis ini.
Editor : Prayudianto
Artikel Terkait